Jumat, 10 Februari 2017

PEMERIKSAAN PROTEIN URINE



Protein Urine

Gambar alat yang digunakan untuk pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin. Kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat penting pada tes-tes terhadap protein.
Jika urin yang akan diperiksa jernih, boleh terus dipakai: kalau keruh pakailah cairan atas dari urin yang disentrifuge atau filtrat urin. Seandainya cairan atas atau filtrat tidak mau menjadi jernih, berilah kepada 1 volume urin 1/10 volume kieselguhr atau carbo adsorbens, kocoklah kuat-kuat dan saringlah berulang-ulang sampai mendapat filtrate yang jernih. (Awas: filtrate itu tidak boleh dipakai untuk tes lain, karena zat-zat warna dan beberapa macam zat lain tertahan oleh kieselguhr atau carbo adsorbens ).
Kekeruhan yang disebabkan oleh fosfat-fosfat atau urat-urat dapat dihilangkan dengan cara-cara seperti tersebut pada bab pemeriksaan sediment.
Apabila kekeruhan tidak dapat dihilangkan dengan cara-cara tadi dan pemeriksaan terhadap protein dikehendaki juga, laporkanlah bahwa kekeruhan itu tidak dapat dihilangkan dan bahwa pemeriksaan terhadap protein dijalankan dengan urin yang tidak jernih. Jika urin itu keruh benar, cara-cara berdasarkan timbulnya kekeruhan untuk menyatakan adanya protein tidak dapat dipakai.

Fungsi Protein
Fungsi protein dalam tubuh manusia antara lain :
1.    Sebagai zat pembangun , pembentuk jaringan baru, pengganti jaringan yang rusak, dan berperan dalam prose pertumbuhan.
2.    Sebagai zat pengatur, berperan dalam pengaturan tekanan koloid osmotic. Protein juga berperan dalam pengaturan keseimbanagn asam basa cairan tubuh karena sifatnya yang atmosfer.
3.    Sebagai bahan bakar alternative jika tubuh tidak berhasil mendapatkan kalori dari karbohidrat atau lemak.

Pemeriksaan Protein Urin
1.    Metode Asam sulfosalisilat 20%



 Gambar reagen untuk pemeriksaan protein urine

Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urin
Prinsip : Adanya protein di tunjukkan dengan adanya kekeruhan setelah penambahan
               asam lemak dan suhu panas
Alat : Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, penjepit tabung, Bunsen, korek api, bulb,
          pipet Pasteur
Bahan : Asam sulfosalisilat 20%
Sample : Urin
Cara kerja :
a.    Siapkan alat dan bahan.
b.    Ambil 2 buah tabung reaksi, kemudian beri etiket blanko dan test.
c.    Kemudian tambahkan masing-masing tabung dengan urine sebanyak 2 ml.
d.   Ambil tabung test dan tetesi dengan asam sulfosalisilat 20% sebanyak 8 tetes.
e.    Bila terjadi kekeruhan, panaskan diatas nyala api bunsen sampai mendidih.
f.     Amati hasilnya.

Interpretasi hasil :
(-)         : Tidak terdapat kekeruhan
(+)        : Kekeruhan ringan tanpa butiran
(++)       : Kekeruhan dapat dilihat dengan butiran-butiran
(+++)    : Urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping
(++++)  : Urin sangat keruh, memadat, dan bisa terjadi bekuan

2.    Metode Asam asetat 6%



 Gambar reagen untuk pemeriksaan protein urine

Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urin
Prinsip : Adanya protein ditunjukkan dengan adanya kekeruhan setelah penambahan asam
               lemak dan suhu panas
Alat : Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur, penjepit tabung, bunsen, korek api, bulb,
          pipet Pasteur.
Bahan : Asam asetat 6%
Sample : Urin
Cara kerja :
a.    Siapkan alat dan bahan.
b.    Ambil 2 buah tabung reaksi, kemudian beri etiket blanko dan tes.
c.    Kemudian tambahkan masing-masing tabung dengan urine sebanyak 5 ml.
d.   Ambil tabung tes dab panaskan diatas nyala api bunsen sampai mendidih.
e.    Setelah mendidih tambahkan tabung test dengan asam acetat 6% sebanyak 3-5 tetes.
f.     Bila tidak terjadi kekeruhan, panaskan tabung tes kembali diatas nyala api bunsen sampai mendidih.
g.    Amati hasilnya.

Interpretasi hasil     :
(-)         : Tidak terdapat kekeruhan
(+)        : Kekeruhan ringan tanpa butiran
(++)       : Kekeruhan dapat dilihat dengan butiran-butiran
(+++)    : Urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping
(++++)  : Urin sangat keruh, memadat, dan bisa terjadi bekuan
 

video pemeriksaan protein urine courtesy by youtube



Selasa, 07 Februari 2017

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

Glukosa Darah





a.      Definisi
    Menurut tinjauan biokimia, glukosa termasuk karbohidrat dari golongan monosakarida. Karbohidrat sendiri merupakan derivate (turunan) dari formaldehid atau gugus keton dari alkohol atau zat-zat yang pada proses hidrolisis menghasilkan derivat-derivat tersebut. Komposisi utama karbohidrat adalah C (karbon), h (hidrogen), dan O (oksigen).
b.     Fungsi karbohidrat bagi tubuh
      Selain sebagai sumber energi/bahan bakar tubuh, fungsi karbohidrat antara lain :
·         Membantu menjaga keseimbangan asam basa
·         Menunjang beberapa proses metabolisme
·         Mengikat protein dan lemak untuk membentuk struktur sel-sel tubuh
     Karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan akan diubah menjadi glukosa dalam saluran cerna. Glukosa ini kemudian diserap oleh pembuluh darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar (kalori) atau sumber tenaga. Selanjutnya, kelebihan glukosa yang memasuki hati dan otot akan disimpan dalam bentuk glikogen. Penggunaan glukosa oleh tubuh adalah sebagai berikut:
-     3-5% disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot.
-    30-40% diubah menjadi molekul trikarbon (triasilgliserol) dan dissimpan dalam bentuk lemak.
-   55% dioksidasi untuk pembentukan energi dan kalor (akan menghasilkan H2O dan CO2), serta sebagian kecil dipakai untuk pembentukan asam amino sebagai substansi dasar penyusun protein.
c.      Jenis pemeriksaan glukosa darah berdasarkan waktu pengambilan
      Ada beberapa jenis pemeriksaan glukosa darah yang sering diminta oleh dokter. Sebenarnya uji-uji ini sama cara kerjanya, yang berbeda adalah waktu pengambilan sampel dan persyaratannya. Beberapa pemeriksaan glukosa darah berdasarkan waktu pengambilan sampelnya adalah:
1.      Sewaktu
2.      Puasa (nuchter)
3.      Post-prandial (1,5-2 jam setelah makan)
4.      Kurva harian
5.      Tes toleransi glukosa oral (glucose tolerance test, TTGO/GTT) 

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH



Gambar reagen untuk pemeriksaan glukosa darah


1.      Metode : GOD-PAP (Glucose Oksidase – Phenol Aminophenazone)
2.      Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah
3.  Prinsip : Penentuan glukosa setelah oksidase enzimatik oleh oksidase glukosa. Indikator kolorimetri adalah quinoneimine yang terbentuk dari 4-aminoanthypirine dan phenol oleh hydrogen peroksida dibawah aksi katalitik peroksidase.
4.    Alat : Mikrolab, mikropipet 500 µl, mikropipet 50 µl, timer, etiket, yellow tip, blue tip, tabung serologi dan rak tabung serologi.
5.   Bahan/reagent : Reagen glukosa, Standart glukosa, Aquadest
6.     Sampel: serum 
7.      Cara kerja
a.     Siapkan alat dan bahan
b.   Siapkan 3 tabung serologi dan beri etiket standart, blanko, test pada masing-masing tabung
c.     Pipet 500 µl reagent glukosa
d.     Pada tabung blanko tambahkan 5 µl aquadest
e.     Pada tabung standart tambahkan 5 µl standart glukosa
f.      Pada tabung test tambahkan 5 µl serum
g.   Homogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 37°C, dan 20 menit pada suhu 20-25°C
h.     Baca pada mikrolab dengan panjang gelombang 500 nm dan high 546 nm
8.      Perhitungan
      Kadar glukosa :    absorben test : absorben standart x consentrasi standart 

9.      Nilai Normal
-          Gula Darah Acak : 70-125 mg/dl
-          Gula Darah Puasa : 70-110 mg/dl
-          Gula Darah Postprandial : < 140 mg/dl



 
video pemeriksaan glukosa darah courtesy from youtube